SURVEY DAN VERIFIKASI LAPANGAN, UNTUK BERBURU LUAS TAMBAH TANAM PADI DI SURABAYA
Mengutip statement Wamentan, Sudaryono pada kunjungan kerja ke Jawa Timur 5 Agustus 2024 di Balai Prajurit, “bahwa untuk mewujudkan swasembada pangan beras, perlu upaya peningkatan produksi”. Selanjutnya, “Untuk itu penambahan dan perluasan areal tanam padi di Jawa Timur harus dilakukan secara maksimal” (antaranews.com, 6 Agustus 2024). Kota Surabaya, sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur, tak luput dari target penambahan perluasan areal tanam. Walaupun sudah jelas Surabaya peruntukannya, bukanlah untuk lahan pertanian, untuk kasus ini yang dimaksud adalah lahan sawah.
Menurut Kepala DKPP Kota Surabaya Ir. Antiek Sugiharti, MSi., pada suarasurabaya.net, 8 April 2022, dikatakan lahan sawah manakala terdapat hamparan seluas 5 hektar yang ditanami padi secara berkelnjutan. Kenyataannya lahan seluas itu tidak banyak, yang ada hanyalah lahan kosong yang dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk ditanami tanaman pangan. Status lahan tersebut bukanlah milik yang menggarap, melainkan lahan milik pengembang, milik TNI atau milik perorangan. Dengan kondisi demikian, BPN kesulitan untuk melakukan penentuan lahan baku sawah di kota Surabaya.
Rumitnya kondisi tersebut tidak menyurutkan Tim PAT Pompanisasi Kota Surabaya yang terdiri dari BPSIP Jawa Timur dan DKPP Kota Surabaya melaksanakan Survey dan Verifikasi Lapangan, untuk berburu luas tambah tanam padi pada wilayah yang berpotensi serta guna memastikan kesiapan lahan. Pada hari Jum’at, 9 Agustus 2024, Ir. Tini Siniati Koesno, MSi. dari BSIP Jawa Timur, Dian Anggraini, SP., Sub Koord. Sarana Psasaran DKPP Kota Surabaya serta didampingi oleh Petugas Lapang Asjari, menuju ke kecamatan Lakarsantri. Wilayah yang menjadi sasaran survey dan verifikasi adalah kawasan lahan poktan Sedono yang diketuai oleh Pak Suharto, yang memiliki total lahan garapan sekitar 26 hektar. Lokasinya berdampingan dengan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Jeruk, arah Surabaya Barat berbatasan dengan Kabupaten Gresik.
Kondisi saat ini, sejak awal Agustus 2024, petani disibukan dengan kegiatan panen. Diperkirakan hingga awal September, kegiatan panen berakhir, dan dilanjutkan dengan persiapan tanam padi berikutnya. Dari hasil survey tersebut, ternyata didapati 3,5 hektar tanaman padi Inpari 42 yang di tanam pada bulan Juli 2024, belum tercatat di laporan data base PAT, non pompanisasi. Kondisi tanaman kini memasuki usia primordial, dan diperkirakan panen pada akhir September, dan setelah itu, lahan akan ditanami padi kembali. Jadi dari lahan tersebut akan diperoleh total luas tanam padi sekitar 7 hektar.
Selanjutnya, di bulan September nanti akan terdapat tambahan luas tanam padi sekitar 5 hektar. Kini lahan tersebut peruntukannya masih diusahakan untuk tambak bandeng, dan diperkirakan panen akhir Agustus. Secara kumulatif, hasil survey dan verifikasi lapangan, untuk berburu luas tambah tanam padi di poktan Sedono, diperoleh penambahan areal tanam sekitar 12 hektar, tanam pada bulan September. Semoga terealisasi. (TS)