
DAMPINGI URBAN FARMING SIDOARJO MELALUI TABULAMPOT
Sidoarjo, 20 Juni 2025 - Urban farming atau pertanian perkotaan, merupakan praktik bercocok tanam dan beternak di wilayah perkotaan, termasuk di lahan terbatas seperti pekarangan, atap bangunan, atau bahkan di dalam ruangan. Saat ini, urban farming sangat sesuai dengan daerah padat penduduk, salah satunya adalah di sebagian wilayah kabupaten Sidoarjo, yang merupakan penyangga ibukota Provinsi Jawa Timur, yakni Surabaya.
Salah satu upaya urban farming di kabupaten Sidoarjo adalah melalui Tanaman buah dalam pot, atau biasa dikenal dengan Tabulampot. Untuk itu, dilaksanakan Pelatihan Budidaya Tabulampot di 3 titik, yakni desa Bungurasih dan Wadungasri Kecamatan Waru, serta desa Karangpuri kecamatan Wonoayu. Pada pelatihan urban faming ini, Sri Zunaini Sa’adah, SP dan Hanik Anggraeni Dewi, SP hadir sebagai pemateri dari BRMP Jawa Timur.
Wilayah kecamatan Waru, pelatihan dibuka langsung oleh ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo, H. Abdillah Nasih, M.S yang menyampaikan arahan supaya kegiatan tabulampot ini dapat sebagai solusi kemandirian pangan,menambah gizi keluarga, menambah penghasilan dan juga sebagai sarana edukasi. “Harapan saya, kelak akan berkembang menjadi wisata edukasi petik buah tabulampot,” imbuhnya. Sedangkan wilayah Wonoayu dihadiri anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo komisi D, Ir. Moch. H. Dhamroni Chuldori.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo yang diwakili Kabid Pengembangan Produksi TPHP dan Pengendalian Bencana Pertanian, Ir. Nurwantiningsih, menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini, akan diserahkan tabulampot sebanyak 279 bibit buah terdiri atas bibit mangga, alpukat dan jambu air, serta dilengkapi dengan platerbag ukuran 100 liter dan media tanam. Dijelaskannya “Bibit buah ini secara teknis akan dibagikan ke warga, namun juga ada yang tersentral di lahan fasum agar terbentuk suatu kawasan”
Tak dipungkiri, bahwa bertanam tabulampot sering kali mengalami kelemahan antara lain skeptis dengan lahan sempit, kesulitan mendapat modal usaha, mudah putus asa ketika tanamannya terserang penyakit, hasil panen tidak termanfaatkan secara optimal dan mudah bosan. Namun juga memiliki kelebihan antara lain berbuah lebih cepat daripada ditanam di lahan, pemeliharaan relatif mudah karena berada di sekitar tempat tinggal, bisa dilakukan siapa saja dalam rumah tangga, dapat dilakukan setiap waktu, mendukung pemenuhan gizi keluarga, sumber penghasilan tambahan, penghias lingkungan rumah dan mudah dipindahkan ke tempat lain.
Tak kalah penting, disampaikan cara budidaya tabulampot yang sehat meliputi penentuan benih unggul, penyiapan media, penanaman, pemeliharaan, panen dan repotting (penggantian media tanam), serta tentu saja pemilihan wadah karena saat ini beragam pilihan wadah yang dapat digunakan sebagai pot.