GERAKAN PERCEPATAN TANAM MENGGUNAKAN PADI BIOFORTIFIKASI INPARI NUTRI ZINC DI KABUPATEN PROBOLINGGO
Pobolinggo, 16 Juli 2024 - Dalam rangka memberikan dukungan yang kuat terhadap kesadaran akan pentingnya menjaga ketersediaan pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur melaksanakan Farm Field Day Kegiatan Pengelolaan Produksi Serealia dalam bentuk Temu Teknis dan Gerakan Tanam Padi Biofortifikasi di Kabupaten Probolinggo dengan melibatkan petani dan masyarakat setempat. Kegiatan dimaksud diselenggarakan pada 16 Juli 2024 di Lahan Poktan Tani Luhur II, Desa Gending Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Pj. Bupati Probolinggo (Ugas Irwanto S.Sos M.Si), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. Jatim yang diwakili oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan, Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Kepala Dinas Pertanian Probolinggo serta Kodim 0820 Probolinggo.
Sehubungan dengan hal tersebut Kepala BSIP Jawa Timur, Dr. Atekan, SP, M.Si hadir sebagai narasumber dengan tema “Mengenal Padi Biofortifikasi”. Biofortifikasi adalah salah satu upaya di bidang pertanian untuk meningkatkan kandungan gizi pangan yang merupakan salah satu faktor penting dalam ketahanan pangan nasional. Biofortifikasi beras menjadi penting sebagai salah satu inovasi dalam memperbaiki mutu gizi beras melalui peningkatan kandungan zat gizi. Varietas padi yang yang disebut padi biofortifikasi adalah Inpari IR Nutri Zinc, yang varietas nya sudah di lepas sesuai SK Menteri Pertanian No. 168/HK.540/C/01/2019, dengan umur tanaman 115 hari. Varietas Padi Inpari IR Nutri Zinc mempunyai potensi kandungan Zn sebesar 34,51 ppm dengan rata-rata kandungan Zn 29,54 ppm. Zinc merupakan mineral esensial yanh memiliki peran penting dalam berbagai fungsi tubuh termasuk sistem kekebalan, pertumbuhan, dan perkembangan. Peningkatan kandungan zinc dalam beras melalui biofortifikasi bertujuan untuk mengatasi defisiensi zinc yang umum terjadi di masyarakat, terutama di negara berkembang yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti stunting pada anak-anak.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi peningkatan produksi padi biofortifikasi di Jawa Timur, memberikan dampak positif terhadap upaya pengentasan masalah gizi di masyarakat sekaligus mendukung program strategis Pertambahan Areal Tanam (PAT) Kementerian Pertanian. Melalui sinergi dari berbagai pihak, diharapkan ketahanan pangan nasional dapat tercapai.