Melalui SISCrop, Kementerian Pertanian Monitor Produksi Beras Nasional
JAKARTA – Kementerian Pertanian memantau produksi beras nasional menggunakan sistem informasi berbasis data citra satelit bernama SISCrop 2.0. Dari hasil pemantauan, produksi beras nasional periode Januari - Maret 2023 diestimasikan mencapai 10,54 juta ton.
Dari hasil monitor SISCrop 2.0 yang diselenggarakan pada Selasa (31/1) di Kantor Pusat Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), estimasi produksi beras nasional untuk bulan Januari sebesar 4,1 juta ton, bulan Februari sebesar 4,23 juta ton, dan bulan Maret sebesar 2,21 juta ton.
Sementara itu, estimasi luas lahan baku sawah (LBS), luas tanam, dan luas panen periode Januari-Mei 2023 masing-masing sebesar 7,46 juta hektare, 3,65 juta hektare, dan 4,41 juta hektare.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa penggunaan data satelit untuk monitor luas tanam, luas panen, produksi, dan produktivitas padi merupakan terobosan untuk mendukung kebijakan pemerintah.
“Sistem informasi SISCrop 2.0 menjadi bagian yang penting. Data digital lebih efektif dan lebih efisien, ada analisis dan hitung-hitungannya di sini,” kata Mentan SYL.
Menteri yang pernah menjabat sebagai gubernur Sulawesi Selatan tersebut menekankan pentingnya data yang faktual. Data SISCrop 2.0 berisi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh internal Kementan untuk perencanaan kebutuhan pupuk, benih, maupun irigasi.
“Fondasi keberhasilan sebuah kebijakan berasal dari data, sehingga data memang harus kita miliki dan diukur setiap saat. Kalau mau berhasil, data yang kita pegang adalah yang benar dan tidak bias,” ucapnya.
Plt. Kepala BSIP Fadjry Djufry mengatakan SISCrop 2.0 merupakan sistem informasi yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP). SISCrop memberikan data informasi dengan akurasi hingga 90,32% untuk provinsi dan 90,91% untuk kabupaten.
“SISCrop berbasis citra satelit SENTINEL-1 yang menggunakan sensor Synthethic Apperture Radar (SAR) yang bebas dari tutupan awan dan tidak terkendala waktu pengambilan sehingga hasil potret dalam kondisi bagus. Ketersediaan datanya terupdate setiap 10-15 hari,” jelasnya. (Hms/Nita)